Senin, 01 Desember 2014

INSTING DAN MOTIVASI

Istilah motivasi pertama kali berasal dari kata movere (Latin) yang berarti berpindah ( to move). Menurut Greenberg dan Baron (1997) : Motivasi adalah suatu keadaan yang mendorong seseorang untuk berperilaku dalam rangka mencapai tujuan. (Yuwono dkk, 2005)

Teori-teori motivasi dapat diklasifikasi menjadi beberapa kelompok. Menurut asal atau sumbernya, teori motivasi dibagi menjadi dua yakni drive theory dan incentive theory. Drive theory adalah teori yang menjelaskan bahwa dorongan dari dalam diri individu itu sendiri dalam mencapai tujuannya. Sedangkan incetive theory adalah teori yang menjelaskan bahwa dorongan berasal dari luar diri individu berupa stimuli luar yang mempengaruhi individu untuk bergerak mencapai tujuannya.  Selain itu ada juga content theory dan process theory. Content theory adalah teori-teori yang menjelaskan konsep perilaku individu sebagai produk dari karakteristik psikologis yang dibawa sejak lahir. Sedangkan Process theory adalah teori-teori yang memandang perilaku sebagai hasil, atau sedikitnya pada proses pembuatan keputusan dalam berperilaku.

Teori  psikologi tentang motivasi baik yang awal maupun kontemporer, pada umumnya berakar pada prinsip hedonisme yakni manusia cenderung mencari kesenangan dan menghindari penderitaan. Dalam hal ini akan dibahas teori insting yang menjadi teori awal motivasi. (Yuwono dkk, 2005)

Para pakar psikologi sepert James, Freud dan Mc. Dougal memberikan penjelasan yang lebih komprehensif tentang perilaku. singkatnya, ada dua hal penting untuk memahami perilaku yaitu insting dan motivasi tidak sadar. McDougal pada tahun 1908 mendefinisikan insting sebagai disposisi psikologis yang dibawa sejak lahir (innate) yang menentukan persepsi, pengalaman emosi terhadap suatu objek dan tindakan dengan cara tertentu. James mengatakan bahwa insting adalahbuta dan bekerja secara mekanis. (Yuwono dkk, 2005)

Konsep yang kedua adalah motivasi tidak sadar. Freud pada tahun 1905, berdasarkan pada observasinya terhadap pasien klinis menyatakan bahwa individu tidak selalu sadar akan keinginan dan kebutuhannya. Fenomena ketidaksadaran seperti mimpi, slip of tongue dan sindrom neurotik merupakan manifestasi dari prinsip hedonisme yang berada pada tahap ketidaksadaran. Dengan demikian faktor utama dalam motivasi manusia adalah hasil dari kekuatan yang tidak diketahui, bahkan oleh individu itu sendiri. Teori insting tentang motivasi ini dapat diterima hingga seperempat abad ke-20. Namun pada awal tahun 1920 teori ini mulai dipertanyakan, khususnya tentang apakah motiv tidak sadar yang digambarkan Freud benar-benar merupakan sebuah insting atau perilaku yang dipelajari. (Yuwono dkk, 2005)

Insting adalah kemampuan berbuat sesuatu yang dibawa sejak lahir yang dituju pada pemuasan dorongan-dorongan nafsu dan dorongan lain. Insting bisa disebu juga naluri atau garizah.Insting juga dapat diartikan sebagai pola tingkah laku yang bersifat turun temurun yang dibawa sejak lahir tanpa pengalaman sebelumnya atau tanpa tujuan yang mendasar seperti pada hewan misalnya terdapat insting pembuatan tempat tinggal yang khas, mendapat dan menyimpan serta mencernakan makanannya yang mungkin bisa dimanfaatkan pada musim hujan.

Bersama-sama dengan dorongan-dorongan, insting menjadi faktor penggerak bagi segala tingkah laku dan aktifitas manusia dan menjadi tenaga dinamis yang tertanam sangat dalam pada peribadi manusia.

Biasanya orang suka salah pengertian dan asal sebut saja kata-kata feeling, insting ataupun intuisi.Padahal semua itu berbeda. Ketiga kalimat itu hampir sama pemahamannya. Tapi kalau dilihat dari pngertiannya jelas berbeda.Istilah insting, feeling dan intuisi berasal dari Bahasa Inggris.Penjelasan secara singkat insting berkaitan dengan sinyal pada tubuh manusia, konon orang yan berlatih bela diri instingnya lebih tajam. Feeling adalah perasaan misalnya sedih, marah, gembira, takut, cemas, dan lainnya. Sedang instuisi adalah bukan sebuah sinyal, karena bentuknya mengalir ke arah kreatifitas menggunakan otak kanan seperti banyak dipakai oleh para seniman.

Manusia memiliki insting, begitu juga hewan. Namun peranan insting pada hewan sangat penting, karena semata-mata hidup binatang dikuasai oleh dorongan nafsu. Dengan instin, hewan dapat bergerak kemana dan dimana ada kesempatan. Dengan insting hewan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan cara yang tetap. Perhatikan cara binatang mendapatkan makanan, pembuatan sarang atau tempat tinggal, cara-cara mencapai tujuan yang menjadi kebutuhannya tidak pernah meningkat. Dengan kata lain, dengan instingnya binatang tidak dapat meningkatkan dan mempertinggi kecakapannya.

Insting hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak sama sekali instrumen hewan yang dapat mengarahkan hewan pada perubahan pola hidup berdasarkan ambisi dan keinginan, sehingga hewan sukar menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang akut.

Sedangkan pada manusia, meskipun punya insting, namun hal itu tidak menjadi pendorong utama manusia untuk melakukan pergerakan ataupun tindakan. Beda dengan hewan meskipun manusia mempunyai insting seksualitas, namun hal itu tidak menjadi pendorong utama manusia untuk segera memenuhi dorongan insting tersebut pada apapun dan dimanapun.

Untuk lebih dalam memahami teori insting dalam memotivasi tingkah laku organisme maka akan dipaparkan secara lebih sistematis pada tulisan berikut.

PUSTAKA

Buck, R. 1988. Human Motivation and Emotion, 2th Edition, New York:John Wiley & Sons

Koeswara, E., 1989, Motivasi: Teori dan Penelitiannya, Bandung: Angkasa

Petri, Herbert L., 1981, Motivation: Theory and Research, California: Wadsworth, Inc.

Yuwono, Ino dkk.2005. Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala kritik dan saran silahkan diposkan di sini