Selasa, 11 Agustus 2015

MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK: ORANG TUA PALING BERPERAN

[embed]http://http://montessori-education.net/sites/default/files/gallery_images/gallery1.jpg[/embed]
Mandiri merupakan suatu keadaan tidak bergantung pada orang lain, mampu melakukan sesuatu tanpa bergantung pada orang lain. Mandiri merupakan salah satu bentuk kepribadian yang diharapkan dimiliki oleh semua orang. Hal ini penting, karena sekalipun sebagai mahluk sosial yang ada bersama orang lain setiap manusia pada dasarnya adalah subjek yang otonom.

Walaupun kemandirian menyangkut sebuah otonomitas, pembentukan kepribadian ini bukan semata kerja insting atau naluri tetapi lebih merupakan sebuah hasil dari proses belajar. Dan proses belajar ini dimulai sejak masa kanak-kanak, dalam lingkungan keluarga. Tentu saja penekanannya pada keluarga, karena di lingkungan keluargalah pendidikan dan pembentukan kepribadian dibentuk. Maka orang tua sangat berperan dalam pembentukan kemandirian anak. Pembentukan kemandirian harus diusahakan sedini mungkin. Masalahnya adalah karena jika diusahakan setelah anak beranjak besar maka kemandirian itu tidak akan utuh. Kunci kemandirian yang sesungguhnya ada pada orang tua.

Sejalan kemajuan zaman dan tuntutan kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi, sering orang tua kurang memperhatikan pembentukan kemandirian anak. Anak dititipkan ke tempat penitipan anak, atau ditinggalkan sendiri bersama pengasuh. Ada pula anak dititipkan ke tempat kerabat, orang tua atau mertua. Menurut beberapa penelitian, disiplin yang konsisten dan kehadiran orang tua untuk memberikan dukungan serta mendampingi anak akan menjadi spirit bagi anak untuk melakukan sesuatu. Dukungan selama proses pembentukan ini akan menolong anak untuk mengerjakan segala sesuatu sendiri pada masa yang akan datang.

Sebagai sebuah proses, melatih anak menjadi berani serta mandiri hendaknya berjalan selaras. Orang tua adalah pengarah, karena itu hendaknya orang tua menyadari bahwa proses pembentukan kepribadian ini berlangsung secara perlahan, bukan sesuatu yang instan dan langsung jadi. Setidaknya ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melatih dan membentuk anak mandiri.

Menumbuhkan kepercayaan diri

Kemandirian akan dicapai oleh anak yang memiliki rasa percaya diri. Pada dasarnya setiap anak memiliki rasa percaya diri, seiring proses tumbuh-kembangnya. Seiring bertambahnya usia anak-anak akan merasa mampu melakukan sesuatu. Sikap orang tua yang tepat adalah memberikan respon positif. Orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk mengalami sambil tetap memberikan pengawasan. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri pada anak dan tetap merasa aman. Dengan demikian anak lebih berani menghadapi tantangan.

Memberikan tanggung jawab tanpa membebani

Jika dirasa anak mampu melakukan sesuatu yang mempu mereka lakukan sebaiknya anak diberi kesempatan untuk melakukannya sendiri. Misalnya selesai minum dan anak ingin menaruh gelas di tempat cucian maka biarlah hal itu dilakukan tanpa perlu risau gelas akan pecah. Atau menaruh sisir ke tempat semula yang bisa dijangkaunya. Memberikan tanggung jawab dan kepercayaan akan membuat anak berani melakukan sesuatu dan menjadi mandiri.

Perlu diperhatikan bahwa hal ini merupakan proses, maka rangsangan yang diberikan harus sesuai dengan perkembangannya. Berikanlah tanggung jawab dalam hal yang paling sederhana sedikit demi sedikit, berulang-ulang sampai anak merasa apa yang dijalani merupakan salah satu bagian dari dirinya.

Mengajarkan tanpa memaksa melainkan memberikan contoh

Sebagaimana sudah dikatakan di atas bahwa melatih kemandirian anak merupakan sebuah proses. Maka tak dapat dipaksakan kepada anak untuk menguasai segala hal yang diajarkan pada saat itu juga. Misalnya mengajar anak untuk mencuci tangan sebelum makan, perlu beberapa hari sampai anak menguasai cara mencuci tangan dengan lancar. Selain dengan mengingatkan, orang tua pun sebaiknya memberikan contoh. Karena anak lebih mudah menangkap apa yang dicontohkan kepada mereka. Contoh konkret sangat mudah dupahami oleh anak-anak. Agar anak mampu makan sendiri maka makanlah bersama anak. Agar anak mampu menyisir rambutnya sendiri maka bersisirlah didepan anak. Bahkan kadang biarlah anak diberi kesempatan menyisir rambut orang tua.

Mencari alternatif

Setiap anak selalu berusaha mengatasi masalah, sesuai dengan kemampuan tingkat usianya. Mereka juga senantiasa berusaha mencari tahu. Orang tua perlu mencamkan bahwa orang tua bukan satu-satunya referensi pengetahuan, juga bukan satu-satunya tempat mendapatkan solusi bagi masalah anak. Banyak sumber lain di luar rumah yang dapat membantu anak mengatasi masalahnya. Tugas orang tua adalah memberitahukan atau menunjukkan sumber lain yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Misalnya ketika anak memberitahukan bahwa sepedanya mengeluarkan bunyi bila dikayuh. Orang tua dapat mengarahkan anak untuk membawa sepedanya ke bengkel sepeda. Jika dipertimbangkan kurang aman karena jalanan ramai maka orang tua dapat mengantar anak ke bengkel sepeda yang dimaksud.

Jangan menjawab langsung dan menjelaskan secara sederhana tetapi jelas

Salah satu tugas orang tua adalah menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada anak. Tetapi sebaiknya orang tua tidak langsung menjawab setiap pertanyaan anak. Arahkan anak untuk memahami pertanyaannya kemudian anak diberi kesempatan untuk menjawab sendiri pertanyaannya. Tugas orang tua adalah mengoreksi apabila jawaban anak itu salah. Apabila anak salah menjawab pertanyaannya orang tua hendaknya mengodeksi dengan cara memberikan penjelasan yang dapat dengan mudah ditangkap anak. Orang tua juga memberikan penghargaan apabila anak mampu menjawab pertanyaannya sendiri. Hal ini membantu anak mencari alternatif pemecahan masalah.

Menetapkan boleh dan tidak boleh

Anak hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Tetapi orang tua hendaknya secara bijak menetapkan pula apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh anak, disertai dengan penjelasan konkret, logis, yang bisa diterima akal sehat anak-anak. Misalnya ketika gelap dan anak masih bermain di luar rumah orang tua tidak perlu menakuti anak bahwa ada gantu yang akan menculiknya atau sejenisnya. Hal ini justru akan menanamkan ketakutan pada anak, yang justru menjadikan anak pribadi yang penakut, tidak berani menghadapi tantangan. Berikanlah penjelasan tentang gelap tidak memungkinkan anak untuk melihat dengan jelas, anak dapat melanjutkan bermainnya di tempat yang ada lampu, atau bahkan mengajak anak untuk melakukan kegiatan lain dan melanjutkan permainannya esok hari.

[embed]http://http://www.parenting.co.id/img/images_usia/001_004_374_pic.jpg[/embed]

Manusia adalah makluk berakal budi. Maka pembentukan kepribadiannya haruslah sebuah usaha sadar, sebuah proses yang lahir dari pertimbangan yang matang, direncanakan dan mempunyai tujuan yang hendak dicapai.. Semoga anak-anak bertumbuh menjadi manusia yang berkepribadian baik karena usaha yang dilakukan orang tuanya secara sadar.