Kamis, 29 November 2012

CERITA SIANG

Cerita kita adalah gerbang dengan debu yang beterbangan,
sesekali diisi layangan daun gugur.
Jalanan beraspal panas adalah santapan siang beraroma antrian di SPBU.
Itu sudah terlalu biasa.
Saking biasa sampai terasa aneh jika tak ada aroma BBM
dan caci maki petugas disambut reffren
serempak dari sopir dan kondektur.
Semua terpanggang.
Gosong. Mati.
Hidup lagi.
Terpanggang lagi.
Gosong lagi.
Mati lagi.

#Bahkan jika hidup adalah perlombaan, bersiaplah untuk mati berkali-kali#

(Naesleu, 30 November 2012)

Sabtu, 17 November 2012

Sajakmu

Jika aku ingin membaca sajak, aku merasuk ke dalam nadimu.
Akan ku temukan kata-kata beku di dalamnya.
Rangkaiannya hanya sebentangan aspal panas jalanan siang hari,
sehingga aku bahkan melangkahinya dengan berjinjit,
sesekali malah meloncat kecil di antara huruf-hurufnya, A sampai Z.
Persimpangan jantungmu perhentianku.
Aku meluber di sana, meluap dalam serambi dan bilik: kiri dan kanan.
Jantungmu adalah sajak, tentang darah dan daging.

(Naesleu, 04 November 2012)

Pembebasan

: Para Pemangku
Kau dengar hentakan putera Timor berderap dalam irama Bonet?
Itu aku, dengan berderap kuteriakkan pembebasan tanahku:
Surga sabana dan cendana.

(Naesleu, 18 November 2012)