Rabu, 07 Desember 2016

Hubungan Manusia dan Alam dalam Kacamata Psikologi

sumber gambar: http//:psikologid.com
Bahasan mengenai hubungan manusia dan lingkungan menjadi salah satu topik yang mendapat perhatian banyak disiplin ilmu. Dan hampir semuanya berlandaskan pada pemikiran yang sama, terdapat asas ketergantungan antara manusia dan lingkungan yang melingkupinya. Secara umum lingkungan manusia dibagi dalam dua kategori, yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial. Salah satu keprihatinan yang banyak disoroti akhir-akhir ini adalah ancaman-ancaman global yang berkaitan dengan kondisi lingkungan alam dan kesejahteraan sosial akibat cara-cara manusia bersikap terhadap sistem ekologi. Pertumbuhan populasi manusia disertai berkembangnya jenis kebutuhan secara besar-besaran menyebabkan terjadinya aktivitas-aktivitas eksploitasi yang berdampak negatif terhadap proses ekologis. Padahal tak terbantahkan bahwa seluruh proses ekologis sebenarnya menunjang kehidupan manusia.
Kajian hubungan manusia dengan lingkungan alam bukan sekedar bagaimana manusia memanfaatkan alam untuk menunjang kehidupan. Lebih dari itu hubungan yang sesungguhnya terjalin adalah sebuah pola saling ketergantungan. Manusia membutuhkan alam untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demikian pula alam membutuhkan manusia untuk menjaganya tetap lestari. Tetapi fakta akhir-akhir ini menunjukkan hal yang berbeda. Banyak permasalahan yang dialami manusia karena kerusakan alam. Juga sebaliknya banyak masalah timbul pada tatanan alam yang disebabkan oleh manusia. Permasalahan lingkungan hidup memerlihatkan betapa manusia mudah sekali terkena dampak negatif akibat perusakan alam yang dilakukannya sendiri.
Beberapa masalah dapat dilihat pada gambaran umum berikut. Masalah krisis air dan kekeringan pada saat yang sama bersanding dengan masalah banjir dan erosi. Masalah meningkatnya suhu bumi (global warming) berdampak pada perubahan iklim yang merusak tatanan alam. Masalah pencemaran udara dan semakin menipisnya gugusan hutan yang memproduksi oksigen bagi kehidupan manusia. Masalah-masalah umum ini hanyalah gambaran umum tentang ancaman yang dihadapi manusia dalam hubungannya dengan lingkungan alam. Tentu akan bertambah panjang daftarnya jika dijabarkan secara rinci banyaknya masalah yang tengah terjadi dalam tatanan kehidupan ini.
Isu-isu lingkungan hidup merupakan isu-isu dari permasalahan sosial, di mana perubahan lingkungan berdampak pada hidup dan perilaku manusia. Artinya kehidupan dan perilaku manusia saling berpengaruh dengan tatanan alam yang menyediakan space baginya menemukan dan mengekspresikan diri. Pemahaman ini membutuhkan sebuah sikap peduli (care) untuk memelihara alam (care for).
sumber gambar: http//:bella.wima.ac.id
Memang harus kita akui bahwa tidak semua manusia tidak peduli terhadap kelestarian lingkungan alam. Banyak manusia, baik secara pribadi maupun kelompok menaruh minat dan perhatian terhadap pemeliharaan alam. Untuk Indonesia sendiri misalnya, hal pemeliharaan alam secara formil ditangani kementerian lingkungan hidup. Dan bukan hanya itu. Dalam masyarakat pun hadir kelompok-kelompok atau lembaga-lembaga yang secara khusus mendedikasikan diri terhadap alam.
Pertanyaannya, apakah cukup memadai jika hanya dengan kebijakan pemerintah dan aksi dari sekelompok kecil masyarakat untuk melestarikan alam? Tidak. Dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman, sikap peduli dan aksi nyata dari seluruh komponen masyarakat untuk peduli dan bertindak. Alam membutuhkan pemeliharaan, dan pemeliharaan berkaitan dengan tindakan.
Secara menyeluruh, pemeliharaan mengandung di dalamnya komponen kognitif, afektif dan perilaku. Penjelasan singkatnya demikian. Setiap orang harus tahu dan sadar bahwa sikap mereka dapat memengaruhi dan dipengaruhi perubahan lingkungan. Hubungan antara manusia dengan alam membangun pula sebuah relasi emosi positif, juga negatif. Kemudian tindakan yang dilandasi pengetahuan dan emosi harus dilakukan agar meminimalkan masalah-masalah (juga ancaman) lingkungan yang dihadapi.
Dalam banyak pembicaraan, baik antar pemerintah, akademisi, pemerhati lingkungan dan kelompok umum masyarakat, pernyataan acuan dan rekomendasi tindakan terhadap isu lingkungan hidup sudah banyak dihasilkan. Manusia masih akan terus hidup dan berkembang. Populasi manusia masih akan bertambah, sementara alam kian menyusut. Eksplorasi alam yang menghasilkan sarana penunjang kehidupan jarang disertai dengan pemeliharaan kembali yang seimbang. Pada akhirnya, yang diperlukan sekarang adalah aksi nyata menindaklanjuti setiap pembahasan yang sudah terjadi.
Langkah yang paling mungkin dilaksanakan sekarang adalah melindungi alam dari eksploitasi yang berlebihan dan cenderung serakah. Pola pertanian tradisional dengan berpindah-pindah hendaknya digantikan dengan pola pertanian yang lebih modern, di mana lahan-lahan yang sudah ada dimanfaatkan secara maksimal dengan teknologi pertanian mutakhir. Kawasan sumber air harus dilindungi dari penebangan maupun aktivitas tambang yang mengancam ketersediaan air. Menanam kembali pohon baru ketika pohon yang tua digunakan untuk memenuhi kebutuhan terkait sarana pendukung kehidupan manusia. Intinya, manusia akan beregenerasi, maka regenerasi terhadap lingkungan alam harus tetap dilakukan demi kehidupan generasi manusia berikutnya.

Hubungan Manusia-Alam: tinjauan Psikologis
Telah disinggung sepintas di atas bahwa pemeliharaan lingkungan melibatkan komponen kongitif, afektif dan perilaku. Secara teori ketiga komponen ini merupakan bidang kajian komprehensif disiplin ilmu psikologi. Psikologi merupakan sebuah disiplin ilmu yang memelajari aktivitas mental yang termanifestasi dalam perilaku manusia. Memahami perilaku manusia dalam hal ini adalah mengkaji secara mendalam bagaimana manusia dipengaruhi oleh tatanan yang di dalamnya manusia menemukan diri. Tatanan ini mencakup salah satunya tatanan alam dan perubahan-perubahannya seperti perubahan iklim, pertambahan populasi manusia, eksploitasi alam, penebangan hutan, aktivitas tambang dan lain-lain.
sumber gambar: http//:psikologid.com
Wacana meningkatkan kesejahteraan hidup manusia yang mana disebutkan juga tentang kesejahteraan dan kesehatan mental mensyaratkan kesadaran akan pentingnya hubungan manusia dan alam. Meskipun tidak dalam keterhubungan langsung, masalah alam pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan mental manusia. Dalam tingkatan ini, kesadaran dan tindakan pro-lingkungan alam perlu digalakkan, termasuk pula menggalakkan penularan kesadaran dan tindakan pro-lingkungan alam tersebut.
Psikologi telah lama berupaya melibatkan diri dalam usaha mempromosikan perilaku yang melestarikan alam. Upaya ini kemudian berhadapan dengan dua tantangan sekaligus peluang. Dua hal tersebut mencakup faktor eksternal dan internal kepribadian. Secara eksternal konteks situasi, pola budaya, kebiasaan yang dihidupi masyarakat berpengaruh terhadapa perilaku individu dalam berhadapan dengan alam. Dasarnya sederhana, manusia tampaknya lebih cenderung melakukan apa yang mereka lihat dilakukan oleh orang lain. Dengan bercermin pada apa yang dilakukan orang lain secara bersama, perilaku individu mendapat pembenaran. Contohnya, kebiasaan bertani secara berpindah yang merambah hutan untuk mendapat lahan baru, penebangan liar, pembakaran, kebiasaan membuang sampah sembarangan, sikap apatis masyarakat, tidak tersedianya opsi bagi keputusan menjaga alam dan lain-lain adalah sedikit dari banyak hal yang dilakukan individu karena dilakukan pula oleh orang lain. Tantangan ini bersifat eksternal.
Selain hal yang disebutkan di atas, faktor internal individu ikut berperan dalam menentukan perilaku. Pengetahuan pribadi, sikap dan nilai yang dihidupi sering menjadi salah satu pemicu tindakan. Yang sering terjadi adalah pengetahuan yang tidak memadai tentang akibat dari tindakan individu terhadap alam. Pengetahuan yang tidak memadai tentang sampah plastik yang sulit terurai dan dampaknya terhadap alam menjadi salah satu hal yang memengaruhi individu membuang sampah secara sembarangan. Pengetahuan yang memadai tentang hal ini secara sederhana akan memengaruhi orang dalam bertindak, menggunakan kantong plastik atau menyediakan kantong belanjaan yang lebih ramah lingkungan, misalnya kantong kain yang bisa dipakai berulang.
Aspek-aspek lain seperti persepsi, emosi, empati juga berperan dalam upaya membangun hubungan manusia dan alam. Aspek-aspek tersebut, baik secara eksternal maupun internal, menuntut suatu aksi nyata: alam perlu dijaga dan dilestarikan demi keberlangsungan hidup manusia. Alam menyediakan sumber daya yang menunjang kesejahteraan manusia, maka manusia memiliki kewajiban untuk tetap menjaga kelestarian alam. Manusia dan alam merupakan sebuah kesatuan tatanan yang tak dapat terpisahkan.
Kesadaran akan pentingnya lingkungan alam bagi kehidupan manusia harus dilanjutkan dengan tindakan nyata menjaga kelestariannya. Usaha ini menuntut keterlibatan semua komponen untuk berperan. Pemerintah sebagai elemen yang memiliki kekuatan politis hendaknya menelur-tetaskan regulasi dan kebijakan yang berpihak kepada kelestarian lingkungan. Menetapkan kawasan lindung atau kawasan konservasi, membatasi eksplorasi berlebihan di kawasan sumber mata air, menetapkan kawasan hijau dan menyediakan sarana-sarana daur ulang sampah di daerah pemukiman merupakan beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan pemerintah.
Dalam dunia pendidikan, kesadaran ini dapat digalakkan dengan melakukan pendidikan berwawasan lingkungan hidup, mulai dengan pelajaran mencintai alam sampai riset-riset ilmiah dan aplikasinya untuk melestarikan alam. Beberapa pendekatan kontemporer pendidikan lingkungan hidup antara lain mendidik untuk pembangunan berkelestarian,  pendidikan berbasis ruang kelas dan pendidikan berbasis tempat. Meskipun pendekatan-pendekatan ini memiliki penekanan yang berbeda,  ketiganya memiliki dasar dinamika psikologis yang umum berjalan dalam dunia pendidikan. Perkembangan kognitif dan pengetahuan lingkungan hidup disertai afeksi positif akan memotivasi tindakan yang pro-lingkungan.
Alam adalah aset sekaligus investasi bagi kehidupan masa depan. Ketergantungan manusia dan alam yang seimbang akan menjaminkan kesejahteraan kehidupan manusia sendiri. Manusia harus menjaga kelestarian alam, sehingga kemudian alam pun akan menyediakan kesejahteraan bagi manusia.
                                        #Jogja, Desember 2016