sumber gambar: http//:psikologid.com |
Kajian hubungan manusia dengan lingkungan alam bukan sekedar bagaimana manusia memanfaatkan alam untuk menunjang kehidupan. Lebih dari itu hubungan yang sesungguhnya terjalin adalah sebuah pola saling ketergantungan. Manusia membutuhkan alam untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demikian pula alam membutuhkan manusia untuk menjaganya tetap lestari. Tetapi fakta akhir-akhir ini menunjukkan hal yang berbeda. Banyak permasalahan yang dialami manusia karena kerusakan alam. Juga sebaliknya banyak masalah timbul pada tatanan alam yang disebabkan oleh manusia. Permasalahan lingkungan hidup memerlihatkan betapa manusia mudah sekali terkena dampak negatif akibat perusakan alam yang dilakukannya sendiri.
Beberapa masalah dapat dilihat pada gambaran umum berikut.
Masalah krisis air dan kekeringan pada saat yang sama bersanding dengan masalah
banjir dan erosi. Masalah meningkatnya suhu bumi (global warming) berdampak pada perubahan iklim yang merusak
tatanan alam. Masalah pencemaran udara dan semakin menipisnya gugusan hutan
yang memproduksi oksigen bagi kehidupan manusia. Masalah-masalah umum ini
hanyalah gambaran umum tentang ancaman yang dihadapi manusia dalam hubungannya
dengan lingkungan alam. Tentu akan bertambah panjang daftarnya jika dijabarkan
secara rinci banyaknya masalah yang tengah terjadi dalam tatanan kehidupan ini.
Isu-isu lingkungan hidup merupakan isu-isu dari permasalahan
sosial, di mana perubahan lingkungan berdampak pada hidup dan perilaku manusia.
Artinya kehidupan dan perilaku manusia saling berpengaruh dengan tatanan alam
yang menyediakan space baginya
menemukan dan mengekspresikan diri. Pemahaman ini membutuhkan sebuah sikap
peduli (care) untuk memelihara alam (care for).
sumber gambar: http//:bella.wima.ac.id |
Pertanyaannya, apakah cukup memadai jika hanya dengan
kebijakan pemerintah dan aksi dari sekelompok kecil masyarakat untuk
melestarikan alam? Tidak. Dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman, sikap peduli
dan aksi nyata dari seluruh komponen masyarakat untuk peduli dan bertindak.
Alam membutuhkan pemeliharaan, dan pemeliharaan berkaitan dengan tindakan.
Secara menyeluruh, pemeliharaan mengandung di dalamnya
komponen kognitif, afektif dan perilaku. Penjelasan singkatnya demikian. Setiap
orang harus tahu dan sadar bahwa sikap mereka dapat memengaruhi dan dipengaruhi
perubahan lingkungan. Hubungan antara manusia dengan alam membangun pula sebuah
relasi emosi positif, juga negatif. Kemudian tindakan yang dilandasi
pengetahuan dan emosi harus dilakukan agar meminimalkan masalah-masalah (juga
ancaman) lingkungan yang dihadapi.
Dalam banyak pembicaraan, baik antar pemerintah, akademisi,
pemerhati lingkungan dan kelompok umum masyarakat, pernyataan acuan dan
rekomendasi tindakan terhadap isu lingkungan hidup sudah banyak dihasilkan.
Manusia masih akan terus hidup dan berkembang. Populasi manusia masih akan
bertambah, sementara alam kian menyusut. Eksplorasi alam yang menghasilkan
sarana penunjang kehidupan jarang disertai dengan pemeliharaan kembali yang seimbang.
Pada akhirnya, yang diperlukan sekarang adalah aksi nyata menindaklanjuti setiap
pembahasan yang sudah terjadi.
Langkah yang paling mungkin dilaksanakan sekarang adalah
melindungi alam dari eksploitasi yang berlebihan dan cenderung serakah. Pola pertanian
tradisional dengan berpindah-pindah hendaknya digantikan dengan pola pertanian
yang lebih modern, di mana lahan-lahan yang sudah ada dimanfaatkan secara
maksimal dengan teknologi pertanian mutakhir. Kawasan sumber air harus
dilindungi dari penebangan maupun aktivitas tambang yang mengancam ketersediaan
air. Menanam kembali pohon baru ketika pohon yang tua digunakan untuk memenuhi
kebutuhan terkait sarana pendukung kehidupan manusia. Intinya, manusia akan
beregenerasi, maka regenerasi terhadap lingkungan alam harus tetap dilakukan
demi kehidupan generasi manusia berikutnya.
Hubungan Manusia-Alam: tinjauan Psikologis
Telah disinggung sepintas di atas bahwa pemeliharaan
lingkungan melibatkan komponen kongitif, afektif dan perilaku. Secara teori
ketiga komponen ini merupakan bidang kajian komprehensif disiplin ilmu
psikologi. Psikologi merupakan sebuah disiplin ilmu yang memelajari aktivitas
mental yang termanifestasi dalam perilaku manusia. Memahami perilaku manusia
dalam hal ini adalah mengkaji secara mendalam bagaimana manusia dipengaruhi
oleh tatanan yang di dalamnya manusia menemukan diri. Tatanan ini mencakup
salah satunya tatanan alam dan perubahan-perubahannya seperti perubahan iklim,
pertambahan populasi manusia, eksploitasi alam, penebangan hutan, aktivitas
tambang dan lain-lain.
sumber gambar: http//:psikologid.com |
Psikologi telah lama berupaya melibatkan diri dalam usaha
mempromosikan perilaku yang melestarikan alam. Upaya ini kemudian berhadapan
dengan dua tantangan sekaligus peluang. Dua hal tersebut mencakup faktor
eksternal dan internal kepribadian. Secara eksternal konteks situasi, pola
budaya, kebiasaan yang dihidupi masyarakat berpengaruh terhadapa perilaku
individu dalam berhadapan dengan alam. Dasarnya sederhana, manusia tampaknya
lebih cenderung melakukan apa yang mereka lihat dilakukan oleh orang lain.
Dengan bercermin pada apa yang dilakukan orang lain secara bersama, perilaku
individu mendapat pembenaran. Contohnya, kebiasaan bertani secara berpindah
yang merambah hutan untuk mendapat lahan baru, penebangan liar, pembakaran,
kebiasaan membuang sampah sembarangan, sikap apatis masyarakat, tidak
tersedianya opsi bagi keputusan menjaga alam dan lain-lain adalah sedikit dari
banyak hal yang dilakukan individu karena dilakukan pula oleh orang lain.
Tantangan ini bersifat eksternal.
Selain hal yang disebutkan di atas, faktor internal individu
ikut berperan dalam menentukan perilaku. Pengetahuan pribadi, sikap dan nilai
yang dihidupi sering menjadi salah satu pemicu tindakan. Yang sering terjadi
adalah pengetahuan yang tidak memadai tentang akibat dari tindakan individu
terhadap alam. Pengetahuan yang tidak memadai tentang sampah plastik yang sulit
terurai dan dampaknya terhadap alam menjadi salah satu hal yang memengaruhi
individu membuang sampah secara sembarangan. Pengetahuan yang memadai tentang
hal ini secara sederhana akan memengaruhi orang dalam bertindak, menggunakan
kantong plastik atau menyediakan kantong belanjaan yang lebih ramah lingkungan,
misalnya kantong kain yang bisa dipakai berulang.
Aspek-aspek lain seperti persepsi, emosi, empati juga
berperan dalam upaya membangun hubungan manusia dan alam. Aspek-aspek tersebut,
baik secara eksternal maupun internal, menuntut suatu aksi nyata: alam perlu
dijaga dan dilestarikan demi keberlangsungan hidup manusia. Alam menyediakan
sumber daya yang menunjang kesejahteraan manusia, maka manusia memiliki
kewajiban untuk tetap menjaga kelestarian alam. Manusia dan alam merupakan
sebuah kesatuan tatanan yang tak dapat terpisahkan.
Kesadaran akan pentingnya lingkungan alam bagi kehidupan
manusia harus dilanjutkan dengan tindakan nyata menjaga kelestariannya. Usaha
ini menuntut keterlibatan semua komponen untuk berperan. Pemerintah sebagai
elemen yang memiliki kekuatan politis hendaknya menelur-tetaskan regulasi dan
kebijakan yang berpihak kepada kelestarian lingkungan. Menetapkan kawasan
lindung atau kawasan konservasi, membatasi eksplorasi berlebihan di kawasan
sumber mata air, menetapkan kawasan hijau dan menyediakan sarana-sarana daur
ulang sampah di daerah pemukiman merupakan beberapa contoh tindakan yang dapat
dilakukan pemerintah.
Dalam dunia pendidikan, kesadaran ini dapat digalakkan
dengan melakukan pendidikan berwawasan lingkungan hidup, mulai dengan pelajaran
mencintai alam sampai riset-riset ilmiah dan aplikasinya untuk melestarikan
alam. Beberapa pendekatan kontemporer pendidikan lingkungan hidup antara lain
mendidik untuk pembangunan berkelestarian, pendidikan berbasis ruang kelas dan pendidikan
berbasis tempat. Meskipun pendekatan-pendekatan ini memiliki penekanan yang
berbeda, ketiganya memiliki dasar
dinamika psikologis yang umum berjalan dalam dunia pendidikan. Perkembangan
kognitif dan pengetahuan lingkungan hidup disertai afeksi positif akan
memotivasi tindakan yang pro-lingkungan.
Alam adalah aset sekaligus investasi bagi kehidupan masa
depan. Ketergantungan manusia dan alam yang seimbang akan menjaminkan
kesejahteraan kehidupan manusia sendiri. Manusia harus menjaga kelestarian
alam, sehingga kemudian alam pun akan menyediakan kesejahteraan bagi manusia.
#Jogja, Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Segala kritik dan saran silahkan diposkan di sini