Kamis, 27 November 2014

CICAK-CICAK DI DINDING

cikPukul 01.15. Seperti malam kemarin, aku harus berjuang dengan strategi damai untuk menaklukkan insomnia yang kambuh lagi. Strategi klasik mencoba berbaring dan berhitung dari bilangan 1-100 sambil memejamkan mata ternyata tak mempan. Perjuanganku terhenti pada bilangan 150, melampaui setengah dari jumlah bilangan yang pernah dianjurkan seorang teman.

Strategi kedua, memindahkan bantal dari kepala ke kaki. Aku tak tahu bagaimana menghubungkan insomnia dengan kaki yang berbantal karena setahuku bantal itu hanya ada dua jenis, bantal kepala dan bantal guling; tidak ada yang namanya bantal kaki. Tak apalah, bukan dosa kalau dicoba kan? Hasilnya nihil. Strategi ketiga, mengundang kantuk dengan membaca. Dan halaman demi halaman novel ringan My Blackberry Girlfriend kulewati. Dan luar biasa: mata ini semakin benderang.

"Ckk...ckk...ckk...." tiba-tiba suara cicak memecah kebisuan kamar 4x5 meter seharga Rp.300.000 perbulan ini. Kata Afri teman kampusku kamar sebesar ini dengan perabotan yang super mini sebagai isinya masih memungkinkan sebagian ruang bisa dibuat lapangan futsal, atau minimal untuk membuat satu kandang ayam di dalamnya. Kuangkat pandanganku, dan seekor cicak tengah menatapku dari tembok kamar tepat di belakang dispenser.

"Kau mengolokku?" kataku dengan suara gumam ke arah cicak. Diam. Ingin kuusir saja cicak itu. Tapi kemudian terlintas lagu masa kanak-kanak dulu yang entah oleh siapa kini diaransemen dan ditambah lirik secara bebas menjadi salah satu lagu dansa paling tenar di kampung halaman.ciiik

"Cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, Happ..., lalu ditangkap." Tersenyum sendiri kutatap cicak tadi.

"Kamu kalah sama Baygon, bro...," kutujukan kalimatku padanya. "Nyamuk-nyamuk sudah pergi, yang masih ada pun itu sudah menjadi bangkai. Dan kuingatkan kamu, jangan coba-coba makan bangkai itu kalau kamu tidak mau ikut keracunan Baygon."

"Ckk...ckk...ckk..." "Baguslah kalau kamu mengerti. Sekarang diamlah. Atau kamu juga insomnia?

"Ckk...ckk...ckk..." Hehehe..., kita senasib. Mari kita lalui malam dengan menulis cerita saja."
Akhirnya ditemani cicak yang galau entah kelaparan karena tak ada nyamuk entah juga insomnia aku mencoba menulis. Asal menulis saja. Dan hasilnya yang ada sekarang: Cicak-Cicak di Dinding. "Ckk...ckk...ckk..." Prayan, 17/11/14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala kritik dan saran silahkan diposkan di sini