Pendahuluan
Pepatah mengatakan bahwa pengalaman
adalah guru yang terbaik. Karena dari pengalaman kita bisa belajar. Menggairahkan
pembelajaran di sekolah dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satu di antaranya
memanfaatkan metode Experiential Learning. Dalam hal ini berbagai kegiatan yang pernah
dilakukan subjek belajar
(murid/siswa) dalam pengalaman keseharian
mereka dapat dijadikan suatu materi kegiatan yang menarik. Untuk
menggerakkan motivasi belajar, proses belajar paling baik terjadi ketika subjek belajar telah
mengalami informasi umum sebelum memeroleh bahan ajar yang akan dipelajari. Untuk menumbuhkan minat belajar dari subjek belajar, guru perlu menghadirkan pengalaman umum yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran. Dengan demikian, mereka (subjek belajar) dapat
menunjukkan kemampuannya dalam hasil yang nyata.
Experiental Lerning (EL)
Experiential Learning (EL) diartikan secara sederhana merujuk pada belajar
dari pengalaman. EL adalah suatu metode proses belajar
mengajar yang mengaktifkan subjek
belajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan
serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalamannya secara langsung. Maka metode ini akan
bermakna dan berkesan ketika subjek
belajar berperan serta dalam melakukan kegiatan. Dari
mengalami, mereka memandang kritis kegiatan tersebut, kemudian mereka
mendapatkan pemahaman serta menuangkannya dalam bentuk lisan atau tulisan
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, EL menggunakan pengalaman sebagai
katalisator untuk menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya
dalam proses pembelajaran.
Metode EL tidak hanya memberikan wawasan pengetahuan konsep-konsep saja. EL juga memberikan pengalaman yang nyata yang akan membangun
keterampilan melalui penugasan-penugasan nyata.
Selanjutnya, metode ini akan mengakomodasi dan memberikan proses umpan
balik serta evaluasi antara hasil penerapan dengan apa yang seharusnya
dilakukan.
Experiential Learning
|
Traditional
Content-based Learning
|
Aktif
|
Pasif
|
Bersandar pada penemuan
individu
|
Bersandar pada keahlian
mengajar
|
Partisipatif,
berbagai arah
|
Otokratis, satu arah
|
Dinamis dan belajar dengan
melakukan
|
Terstruktur dan belajar
dengan mendengar
|
Bersifat terbuka
|
Cakupan terbatas dengan
sesuatu yang baku
|
Mendorong untuk menemukan sesuatu
|
Terfokus pada tujuan
belajar yang khusus
|
Gambaran umum perbedaan antara EL dengan cara tradisional
Dasar Pemikiran dan Keuntungan Penggunaan Experiential
Learning
Metode Experiential Learning didasarkan pada
beberapa pendapat sebagai berikut:
- Subjek belajar lebih baik dalam menangkap apa yang diajarkan ketika mereka terlibat secara langsung dalam pengalaman
belajar
- Adanya perbedaan-perbedaan individual dalam hal gaya belajar yang sesuai
- Ide dan prinsip yang dialami dan ditemukan pembelajar lebih efektif
dalam pemerolehan bahan ajar
- Komitmen peserta dalam belajar akan lebih baik ketika mereka
mengambil tanggung jawab dalam proses belajar mereka sendiri
- Belajar pada hakekatnya melalui suatu proses.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan metode EL dengan baik dan benar, antara lain:
- meningkatkan semangat dan gairah
pembelajar,
- membantu terciptanya suasana
belajar yang kondusif,
- memunculkan kegembiraan dalam
proses belajar,
- mendorong dan mengembangkan proses
berpikir kreatif,
- menolong pembelajar untuk dapat
melihat dalam perspektif yang berbeda,
- memunculkan kesadaran akan
kebutuhan untuk berubah, dan
- memperkuat kesadaran diri.
Kerangka/langkah dasar EL
Briefing --------- Activity ------- Review
Briefing adalah tahap proses pengarahan pada individu atau kelompok sebelum
melakukan pengarahan. Teknik-teknik yang perlu dikuasai antara lain:
- Setting dan Conditioning (pengaturan dan pengkondisian). EL menggunakan prinsip
belajar yang menekankan pada perubahan aspek pemahaman akan hasil belajar
tersebut. Salah satu cara untuk
memunculkan pemahaman adalah pengaturan situasi. Dalam hal ini, seorang pengajar harus
menyiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan sehingga tercipta suasana yang
mendukung. Oleh karena itu, hal utama
yang perlu diperhatikan adalah pemahaman yang mendalam tentang kegiatan yang
akan digunakan. Hal-hal yang dapat dikatakan sebagai pengaturan situasi antara lain lokasi yang akan digunakan, sarana yang akan dipakai, tata letak, aturan main,
kata-kata, intonasi, dan tempo yang digunakan saat penjelasan.
- Directing, yaitu proses pengarahan pada pembelajar
tentang materi kegiatan yang akan dilakukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
melakukan pengarahan antara lain:
- Dinamika bicara
hendaknya disesuaikan dengan kondisi peserta dan
juga situasi yang akan dimunculkan,
- gunakan alat bantu untuk
memudahkan pembelajar memahami
tujuan kegiatan,
- definisikan kata-kata penting
untuk menyamakan persepsi,
- demonstrasikan kegiatan yang
harus dilakukan,
- jelaskan secara rinci prosedur
kegiatan
- metode penjelasan dapat dilakukan
dengan cara dari umum ke khusus atau dari khusus ke umum,
- tanyakan kepada peserta apakah
penjelasan dapat diterima/difahami dll. Seperti: apakah penjelasan saya tadi dapat dipahami ?
- Motivating. Pemberian
motivasi dilakukan ketika pembelajar mengalami penurunan semangat. Untuk mengatasi hal tersebut, pengajar
dapat melakukan beberapa cara berikut ini:
- jelaskan tujuan yang akan
dijalankan,
- ungkapkan keuntungan yang akan
diperoleh apabila melakukan kegiatan tersebut,
- tunjukkan hubungan antara yang
akan dijalankan dengan aktivitas sebelumnya,
- tunjukkan kepercayaan kita bahwa
mereka sanggup dan mampu melakukan kegiatan
- tunjukkan antusiasme kita, baik
dengan gerakan, lisan, bahasa tubuh, dll.
- bila dianggap perlu ungkapkan
pengalaman kita,
- beri tantangan yang realistik
sesuai dengan kemampuan mereka.
Activity adalah tahap individu/kelompok
melaksanakan kegiatan sesuai dengan briefing
yang telah diberikan.
Teknik-teknik yang perlu dikuasai
pengajar yaitu:
- Observation. Observasi atau
pengamatan yang dimaksud di sini adalah tahap memberikan perhatian yang
intensif kepada kelompok untuk mengamati proses kelompok selama
melaksanakan kegiatan. Tahap ini
menjadi sangat penting sebagai bahan untuk review. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
a)
mengamati segala perilaku
individu yang muncul selama kegiatan berlangsung
·
Apa yang dilakukan individu dan
apa reaksi individu lainnya atas reaksi tersebut
·
Sebab-akibat/aksi-reaksi yang
positif maupun negatif
b)
mengamati dinamika kelompok
dalam menyelesaikan tugas, masalah, dll.
·
pola interaksi antarindividu
·
proses penyelesaian tugas
(pemanfaatan waktu, sumber daya, dll.)
c) mencatat hasil pengamatan tersebut (no 1 & 21) sebagai bahan
untuk review
d)
bila perlu ingatkan
perkembangan waktu
- Safety Control (Pengamatan
keamanan)
Fasilitator wajib memperhatikan dan menjaga keamanan pembelajar dari
hal-hal yang sekiranya akan membahayakan mereka, baik secara fisik, mental,
emosional, sosial, dan rohani.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan antara lain:
a.
Perhatikan keamanan lingkungan fisik dari
lokasi yang akan digunakan
b.
Perhatikan kondisi peserta, misalnya kata-katanya, intonasinya, bahasa tubuhnya, raut mukanya, tatapan matanya dll
- Intervention (intervensi)
Intervensi adalah kondisi pengajar ikut campur dalam proses
kelompok, yang disebabkan antara lain;
a.
individu/kelompok salah
mempersepsi kegiatan yang harus
dilakukan
b.
individu/kelompok tidak
menemukan alternatif pemecahan masalah atas persoalan yang sedang dihadapi
c.
konflik yang berkepanjangan
dalam kelompok
d.
adanya indikasi ancaman yang
membahayakan individu/kelompok
Review adalah tahap pembelajar dibantu untuk melihat dan memandang secara kritis apa yang dipelajari (apa,
mengapa, dampak yang terjadi), lalu menarik insight/pelajaran dari pengalaman tersebut untuk
diterapkan dalam kehidupannya. Pada tahap ini diharapkan terjadi proses EL pada individu maupun
kelompok.
Langkah standar untuk mempermudah proses review dapat digunakan proses ini:
WHAT - SO
WHAT - WHAT NEXT
1. WHAT
Tahap-tahap yang perlu dilakukan yaitu:
- Tahap kejadian, yaitu tahap individu/kelompok menghadirkan kembali kejadian/pengalaman yang dialami
dan yang muncul. Hal ini bisa
dilakukan dengan aneka permainan (memory
games) guna merangsang subjek
belajar menghadirkan kembali lalu menceritakan pelajaran yang baru saja
dialami. Banyak teknik untuk hal ini, tergantung kreativitas pengajar
untuk menggunakan mana yang mampu membuat subjek belajar berpartisipasi
secara aktif.
- Tahap latar belakang dan dampak,
yaitu tahap di mana pengajar menanyakan kepada individu/kelompok, kenapa
hal itu terjadi dan dampak apa yang timbul. Perlu diperhatikan
jenis kata tanya dan bentuk pertanyan, misalnya mengapa, bagaimana, apa pendapat anda, dst.
2. SO WHAT
Fase ini untuk mencari arti atau makna di balik kejadian. Pengajar
mengajak pembelajar untuk melihat secara kritis apa yang terjadi dan dampak
yang ditimbulkannya, lalu dikonfrontasikan dengan nilai-nilai yang dimilikinya,
yang akhirnya membuat kesimpulan sehingga menjadi pelajaran bermakna.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, antara lain;
- Fish bowl: pembelajar dibagi ke
dalam peran pengamat dan pemain. Pengamat diminta untuk memberi tanggapan
atas apa saja yang diungkapkan oleh pemain tersebut.
- Simbol/konsep: individu/kelompok
atau pengajar mencoba menggambarkan apa yang diungkapkan oleh pembelajar
ke dalam bentuk gambar/symbol berdasarkan criteria-kriteria tersebut.
Dengan cara ini akan memudahkan individu/kelompok menemukan makna dari
suatu kejadian.
- Langsung: pembelajar mengajak
individu/kelompok untuk melihat makna dari suatu kejadian, segera setelah
individu/kelompok mengungkapkan kejadian yang dialaminya.
Beberapa model pertanyaan
yang dapat digunakan:
·
Pelajaran apa yang didapat dari
pengalaman/kejadian tersebut?
·
Apakah hal tersebut
mengingatkan pada sesuatu?
·
Hal menarik apa yang dapat kita
peroleh dari kejadian/pengalaman tersebut?
·
Sesungguhnya apa yang dapat
dilakukan agar tidak mengalami hal serupa di masa yang akan datang?
3. WHAT NEXT
Fase ini adalah fase di mana pembelajar merencanakan penerapan
pelajaran yang didapat dari kejadian/pengalaman yang terjadi.
Beberapa model pertanyaan yang dapat digunakan:
·
Bagaimana anda menerapkan
pengalaman ini?
·
Apa yang anda sukai untuk
melakukan ini?
·
Bagaimana manfaatnya bila kita
menerapkan ini?
·
Perubahan apa yang anda akan
lakukan dari pengalaman ini?
Penutup
EL dapat dimanfaatkan dalam pengajaran keterampilan berbahasa, terutama
dalam keterampilan berbicara dan menulis.
Berdasarkan banyak sharing pengalaman mengajar oleh
beberapa pengajar, didukung referensi lain yang ikut mengapresiasi keunggulan
metode EL dan wawancara di kelas metode EL memiliki keunggulan di antaranya
meningkatkan semangat pembelajar karena pembelajar aktif, membantu terciptanya suasana belajar yang
kondusif karena pembelajaran bersandar pada penemuan individu, memunculkan
kegembiraan dalam proses belajar mengajar karena pembelajaran dinamis dan
terbuka dari berbagai arah, dan mendorong serta mengembangkan berfikir kreatif
karena pembelajar partisipatif untuk menemukan sesuatu.
Dari pemaparan ini disimpulkan bahwa metode
belajar EL dapat menjadi salah satu metode yang dapat digunakan oleh para
pengajar dalam menanamkan materi ajar kepada subjek belajar. Tentu metode ini
bukan satu-satunya yang manjur dan tepat untuk digunakan. Merujuk pada
keberagaman individu dengan kekhasan masing-masing yang unik, banyak metode
mengajar dapat digunakan. Tulisan kecil ini merupakan salah satu masukan bagi
para pengajar agar semakin kaya dalam kreativitas mentrasfer pengetahuan kepada
subjek belajar yang dipercayakan kepada mereka.
Catatan:
Tulisan kecil ini merupakan
rangkuman Experiental Learning, salah satu tema dalam Mata Kuliah Psikologi
Pelatihan.