Selasa, 25 April 2017

BBNTT, Spirit Positif Anak Muda dalam Gerakan Berbagi Buku

Tulisan ini sebagai apresiasi atas semangat anak-anak muda Relawan BBNTT, secara istimewa buat BBNTT Regio Jogja, tempat saya bertemu dengan banyak anak muda yang luar biasa.


Kita mengamini apa yang diyakini bersama: Buku adalah jendela dunia. Kalimat ini tentu bukan tanpa dasar. Sejak lama pengetahuan dan informasi luas dikenal masyarakat banyak melalui buku-buku yang dibaca. Bahkan, ketika era modern yang ditandai dengan berbagai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menghadirkan berbagai fitur kemudahan dalam mengakses ilmu dan informasi, peran buku tak bergeming. Kita patut bersyukur, karena kemajuan teknologi memudahkan kita dalam banyak hal. Terkait buku, kita tak lagi merasa asing dengan berbagai format buku elektronik. Bermodal seperangkat ponsel pintar, kita bisa membawa sejumlah buku ke mana saja kita pergi dan sesewaktu kita bisa membacanya.
Meski demikian, tak dapat disangkal bahwa kemudahan ini tak dapat diakses oleh sebagian masyarakat kita. Untuk saudara-saudara kita, secara khusus anak-anak yang ada di pelosok negeri ini, jangankan buku elektronik, buku cetak (hard book) masih merupakan barang yang langka. Keinginan untuk menggali pengetahuan dan informasi masih merupakan harapan yang entah kapan bisa terwujud. Berbagai kendala pada permukaan bisa dipahami, misalnya terbatasnya ketersediaan buku yang bisa dibaca, ketiadaan akses kepada tempat-tempat yang mungkin menyediakan buku, dan banyak kendala lain yang ikut membatasi keinginan besar anak-anak dalam mendapatkan buku. Masih banyak hal yang menjadi kendala, yang bila diurutkan akan menjadi semacam daftar riwayat panjang yang tak habis diurai.
Salah satu wilayah negeri ini yang masih memiliki banyak kendala dalam menyediakan buku bacaan adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), salah satu propinsi yang masuk kawasan timur Indonesia. Kondisi umum yang sempat disinggung di atas, ditambah wilayah yang tersusun atas pulau-pulau semakin menjadi kendala tak terbantahkan. Tentu kenyataan ini tidak begitu nampak di Kupang, ibukota NTT yang terbilang cukup terbuka, ada perpustakaan daerah yang lumayan besar, juga beberapa toko buku yang mudah dijangkau. Tetapi kalau kita mencoba beranjak dari ibukota propinsi dan menelusuri jalan menuju ke daerah-daerah, konon, di kota-kota kabupaten saja kelihatan betapa terbatasnya akses untuk menemukan buku. Tentu kita patut berteima kasih kepada pemerintah, yang melalui dinas terkait senantiasa menyediakan buku melalui sekolah-sekolah formal. Namun tetap saja banyak kendala. Buku-buku bacaan umum, yang mendukung buku-buku pelajaran tetap dibutuhkan. Selain itu, ruang baca yang hanya tersedia melalui sekolah sering menjadi kendala. Kesimpulan ini ditarik berdasarkan pengalaman yang terkumpul dari berbagai sumber.
Kondisi keterbatasan buku, ruang baca serta akses untuk mendapatkan buku di pelosok-pelosok membangkitkan kepedulian sekelompok anak muda. Diinisiasi oleh Wilibrodus Marianus, seorang anak muda NTT, terbentuklah komunitas relawan yang dinamai Buku Bagi NTT, secara resmi pada tanggal 3 April kemarin berulang tahun ke-3. Gerakan ini  kemudian tumbuh menjadi inisiatif sosial yang mengajak banyak orang untuk peduli pendidikan Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui donasi buku, sekaligus berupaya untuk membangun dan mengembangkan rumah/taman baca serta perpustakaan tingkat kampung, yang digerakkan oleh aktor-aktor lokal di pelosok-pelosok kampung seluruh NTT.
Gerakan positif ini mendapat tanggapan luar biasa. Hal ini bisa dilihat dari makin bertambahnya anggota relawan yang tersebar dalam beberapa regio (Kupang, Jakarta, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Denpasar-Bali, Bandung, Makassar, Semarang, dll), semakin banyak donatur yang dengan penuh perhatian menyumbangkan buku layak baca. Hal lain yang menggembirakan juga adalah  makin bertambahnya ruang baca berupa taman baca masyarakat, perpustakaan kampung, perpustakaan desa, rumah baca dan lain-lain yang sampai ke pelosok-pelosok dengan banyaknya permintaan buku dari berbagai tempat di NTT.
Kelompok relawan ini akan terus bergerak dalam semangat kepedulian dan berbagi. Relawan yang terdiri dari anak muda beragam latar belakang ini memiliki mimpi yang sama, semoga anak-anak di pelosok NTT sampai yang paling jauh sekalipun dapat membaca buku untuk menambah pengetahuan dan wawasan mereka, sambil mengembangkan potensi lain yang mereka miliki melalui pendidikan yang memadai.

BBNTT merupakan kelompok terbuka, dengan semangat persaudaraan menerima siapa saja yang ingin bergabung. Selain itu BBNTT membangun hubungan baik dengan kelompok sosial lain yang punya spirit membangun anak negeri sampai pelosok-pelosok. Semoga energi positif ini menular, menggerakkan semakin banyak orang untuk bergerak membangun melalui banyak hal, salah satunya dengan berbagi buku. Bagi yang ingin bergabung sebagai relawan pengumpul dan penyalur, atau sebagai donatur yang ingin menyumbangkan buku bacaan yang masih layak pakai silahkan bergabung dengan Buku Bagi NTT, bisa secara khusus bergabung dengan regio yang paling dekat dengan kalian sehingga mudah menjalin pertemuan aktif, dan kalian bisa dengan mudah menemukan kelompok ini di media sosail seperti halaman Facebook Buku Bagi NTT, Twitter @bukubagiNTT, Instagram @bukubagi_ntt





2 komentar:

  1. Semangat terus dalam berbagi. GBU

    BalasHapus
  2. 1 kampung, 1 Rumah Baca. Buku Bagi NTT-Gerakan NTT cinta baca. Mari dukung. Salam Literasi.

    BalasHapus

Segala kritik dan saran silahkan diposkan di sini