Perhentian Awal: Piknik Mewah - Mendatangi Sawah
Libur kali
ini tak ada pilihan jalan-jalan. Sebenarnya yang tepat adalah tak mau
merencanakan kegiatan pengisi liburan. Ke mana-mana macet. Dimaklumi saja. Sebagai
daerah wisata, Jogja selalu menarik untuk didatangi wisatawan. Jangankan liburan
akhir tahun. Akhir pekan saja selalu kebanjiran wisatawan. Padat. Saya malah
merasa kalau tahun ini jauh lebih padat dari tahun-tahun sebelumnya. Jalanan
Jogja seakan showroom kendaraan. Mini sampai jumbo ada.
Karena padatnya
lalulintas segala arah, hasrat jalan-jalan akhirnya ditunda. Rencananya demikian.
Umumnya liburan akan berakhir tepat 1 Januari, dan tanggal 2 Januari kebanyakan
sudah kembali ke aktivitas masing-masing. Mau tidak mau banyak wisatawan sudah
kembali ke tempat asal mereka pada 1 Januari. Sementara saya dan mbak pacar
masih punya waktu beberapa hari. Libur kami sampai 8 Januari. Maka agenda kami
adalah mulai berkeliling pada 3 Januari.
Pilihan pertama:
Ke arah Imogiri. Sebenarnya tidak ada satu tujuan pasti harus ke salah satu
obyek wisata di daerah Imogiri. Intinya jalan saja, keluar sebentar dari kota
Jogja. Perjalanan yang santai, mendaki bukit, menyusuri lereng bukit lalu
menuruni lembah, pemandangan hutan menjadi suguhan istimewa bagi mata. Tanpa sadar
kami hampir mendekati daerah Wonosari. Akhirnya kami memutuskan pulang, melalui
jalan jang sama ketika kami datang.
Waktu masih
pagi, kira-kira pukul sepuluh. Di tengah perjalanan, tepatnya di Dusun Sukorame,
Mangunan, kami berhenti di tepi sawah. Memang sawahnya di pinggir jalan. Hamparan
padi yang menghijau, udara pagi yang masih sehar memberi kesan sendiri. Tanpa isyarat
mbak pacar sudah masuk ke sawah, menyusuri pematang. Saya sendiri memilih
menunggu saja. Toh sawahnya kurang lebih sama sama dengan di kampung saya. Keluarga
besar saya umumnya petani, punya sawah beberapa bidang di Bokis dan Kaubele. Almarhum
bapak meninggalkan sebidang tanah di Supun yang digarap menjadi sawah tadah
hujan. Saya sendiri mendapat warisan dari kakek berupa sebidang sawah. Tidak ada
yang istimewa.
Dari tepi
jalan saya hanya memandang mbak pacar yang berada di tengah sawah. Saat itulah
saya menyadari, ada yang berbeda pada sawah ini. Ada pemandangan unik yang membangkitkan
rasa penasaran. Di tengah hamparan padi yang menghijau ada semacam bangunan
jembatan, membentuk lingkaran di tengah sawah. Belum begitu menarik perhatian
saya. Dan untuk mengisi waktu, saya mau merokok saja.
Ketika saya
mengambil rokok, saya baru ingat kalau saya lupa membawa korek api. Saya masih
mencari ide mau saya apakan rokok ini ketika mbak pacar tiba dengan ekspresi
gembira bahagia. Hahahaha...
“Bangunan
itu jembatan bambu yang akan dijadikan satu obyek wisata lagi,” demikian mbak
pacar menyampaikan.
“Kata siapa?”
“Itu kata si
bapak yang lagi menebar pupuk tadi. Lihat, yuk.”
“Tunggu,
cari warung dulu. Saya mau beli korek.”
Kami lalu
mencari warung dekat situ. Saat itulah kami mencoba bertanya-tanya tentang
bangunan di tengah sawah kepada bapak yang empunya warung. Ceritanya memang
lokasi itu tengah dipersiapkan menjadi obyek wisata, dengan suguhan utamanya
panorama sawah. Semacam ekowisata begitu. Pengerjaannya oleh masyarakat
setempat, dan belum rampung.
“Boleh masuk
saja, kalau mau melihat-lihat. Sini lewat belakang rumah saja. Jalan masuknya juga
belum dikerjakan.”
Mbak pacar
senang. Saya lebih ke penasaran. Sambil bertegur sapa dengan beberapa bapak-ibu
yang tengah bekerja di sawah maupun di halaman rumah, kami menuju ke pintu
masuk kembatan. Memang menarik. Saya yang tadinya merasa biasa-biasa saja langsung
antusias. Tanpa ragu saya keluarkan kamera dan crek...crek..crek..mengambil
gambar.
Seorang bapak
datang mendekat. Kami saling menyapa, lalu cerita mengalir. Ceritanya, beberapa
waktu lalu ada kelompok mahasiswa salah satu universitas yang melakukan
kegiatan KKN di dusun Sukorame. Mereka ikut memberikan sumbangan ide bagaimana
meningkatkan potensi dusun Sukorame ini. Ternyata tak hanya peningkatan potensi
pertanian. Warga ingin punya obyek wisata. Dan si bapak yang kami temui di sini
adalah salah satu pencetus ide membuat obyek jembatan bambu di tengah sawah
ini.
Dari cerita
singkat si bapak, begini. kawasan Mangunan punya banyak obyek wisata. Umumnya panorama
bukit dan hutan pinus yang diunggulkan. Warga Sukorame ingin menghadirkan
sesuatu yang berbeda. Akhirnya sawah ini yang dipilih. Dan memang berbeda. Meski
belum rampung, sudah menarik banyak orang. Karena belum rampung, tiket masuknya
masih gratis.
Puas mengambil
gambar, kami pamit pulang. Sambil berjanji akan kembali ke sini kalau sudah
rampung nanti. Salut buat warga dusun Sukorame.
Jombor, 3 Januari 2018
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny