Karena
beberapa alasan banyak buku yang sudah saya beli tidak pernah saya buka. Belum
sempat. Tetapi itu bahasa bohong dari kolektor buku yang munafik. Aslinya sebenarnya
terlalu malas membaca buku. Itu cerita 2017. Untuk tahun 2018 saya sudah
memutuskan, bahwa mulai hari pertama tahun ini akan saya mulai dengan membaca
buku.
Yang lama tetapi baru: Orang Aneh, Sampar, Caligula |
Membuka segel
palstiknya, aroma tubuh buku yang terdiri dari campuran kertas, tinta juga lem
membangkitkan hasrat. HSSSSSSHHHHH... Saya menghirupnya dalam-dalam. Menggoda. Dan
mendadak saya rakus. Dan buku itu saya buka.
O iya,
sebelum lupa. Nama Albert Camus sendiri sebenarnya tidak asing. Pertama kali
saya mendengar nama itu beberapa tahun silam. Tepatnya ketika tengah menyelami
ilmu filsafat, khususnya ketika mencoba mengenal para pemikir eksistensialis
Perancis. Yang saya ingat tentang Camus adalah bahwa hidup manusia penuh
absurditas. Manusia yang bergerak menuju masa depan hanya akan semakin dekat
kepada kematian. Menghadapi ini manusia melarikan diri pada hal seperti agama,
atau malah memilih bunuh diri. Gerakan ini menurut Camus hanya punya satu
solusi: pemberontakan – keberanian menghadapi hidup. PERLU SAYA BERI CATATAN DI
SINI: Ingatan tentang Camus ini tidak
memadai. Perlu dilengkapi dengan referensi yang benar – bagi siapa saja yang
ingin menyelami pemikiran Camus. Saya tidak.
Lalu
Caligula? Saya pernah mendengarnya. Hanya mendengarnya. Sepintas. Jauh dari
memadai. Dan saya miskin, sangat miskin tentang dia. Sebenarnya bagusnya adalah
saya mencari dahulu catatan tentang Caligula sebelum menyelami Caligula-nya
Camus. Tetapi nanti. Kalau demikian, kenikmatan buku ini bisa berbeda. Jalani saja
yang ini. Tak ada metode baku untuk diri sendiri. Kalaupun perlu, nanti tinggal
saya balik kembali urutannya.
Cover DVD film Caligula Link gambar dari sini |
Seingat saya,
pernah saya dan sekelompok teman menonton film berjudul Caligula. Malam-malam kami
tonton fim itu. Ekspresi tak jelas. Lha bagaimana, nonton dalam keadaan lampu
dipadamkan. Hanya bayangan gestur dan helaan napas dengan jelas menunjukkan
deraan tegang-lemas bergantian. Apa benar ada manusia yang anehnya separah itu?
Pertanyaan tidak penting. Menurut catatan, memang demikian adanya Caligula. Tetapi
namanya film, seperti halnya film pada umumnya, hal yang biasa harus dikemas
luar biasa agar mendapat pasar dan mendatangkan keuntungan. Ingat kan,
bagaimana sebuah buku jatuh yang hanya sepersekian detik mesti dibuat
gerak-lambat hampir semenit, bahkan diulang dua-tiga kali. Seperti begitu
itulah. Tentu tidak semua. Banyak film yang bagus-bagus. Kesimpulan saat itu:
Caligula gila.
Mengingat kesimpulan
bahwa Caligula itu gila malah membuat saya berkaca. Bisa jadi saya yang gila,
sementara Caligula adalah kewarasan paling sempurna? Bah!!! Ah, sudahlah. Sekarang
saatnya baca buku. Baiklah, mulai. Caligula-nya
Camus adalah tiga buah drama yang dibukukan. Drama pertama adalah Caligula,
yang kemudian menjadi judul buku ini. Kesimpulan tentang siapa yang waras dan
siapa yang gila akan saya sampaikan setelah menggelutinya.
Jombor,
1 Januari 2018.
Ekspresi yang menarik... ... semoga terus berkembang.... Saya ingin berbagi article tentang Wawancara dengan Albert Camus (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/08/wawancara-dengan-albert.html
BalasHapusYuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny