Kamis, 22 Maret 2012

Nyanyian Teluk (3)

Kau menunduk
Menahan isak di dada
Bukankah telah habis seteguk nikmat
Waktu kau panas mendekap
Sepasang lutut yang kendor
Atau sebaris gincu bernyala
Di bibir pasir pantai?
Kau menjualnya
Atas nama cinta.

(Kupang, Agustus 2004,
dimuat dan diulas dalam Jurnal Sastra Filokalia
edisi April-Mei 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala kritik dan saran silahkan diposkan di sini