Kamis, 05 Maret 2015

TEORI, MODEL DAN SISTEM DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi PendidikanTeori

Menurut Muhammad Surya, teori merupakan suatu perangkat prinsip prinsip terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan.

Karakteristik suatu teori ialah :

  1. Memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu informasi, dan dapat dijadikansebagai dasar untuk penelitian

  2. Memiliki prinsip-prinsip yang dapat diuji.


Teori merupakan hubungan antara konsep-konsep. Sedangkan konsep-konsep itu sendiri merupakan hubungan dari kata-kata yang menjelaskan suatu persoalan atau kenyataan. Kata-kata merupakan simbol berupa bunyi dan aksara ketika kita merujuk pada suatu benda ataurealitas yang ada di dunia. Sedangkan konsep merupakan suatu penjelasan yang lebih luaskarena mengubungkan keterkaitan antara dua atau lebih dari keberadaan benda atau gejala (peristiwa). Karenanya, teori merujuk pada suatu hubungan antara konsep-konsep yang lebih bisa menjelaskan peristiwa atau suatu proses tertentu dari kehidupan ini.

Jadi teori sebenarnya adalah sebuah alat untuk membantu menjelaskan suatu. Ia merupakan penyederhanaan dari gejala-gejala kehidupan supaya mudah kita pahami dan kita jelaskan. Teori akan membantu kita memahami suatu gejala dan membedakan diri dengan penjelasanyang lain. Meskipun demikian perbedaan antara dua teori atau lebih yang berbeda tidak menutup kemungkinan ada suatu hal yang beririsan. Dan suatu teori yang baik diharapkan menghilangkan irisan-irisan itu sekecil mungkin, untuk memberikan pembedaan antara seperangkat penjelasan dengan lainnya yang memiliki karakternya masing-masing.

Pemetaan-PotensiSalah satu contoh teori dalam psikologi pendidikan adalah  teori koneksi antara Stimulus-Respon yang dikemukanan Edward Lee Thorndike, seorang tokoh psikologi yang pemikirannya memberikan pengaruh besar terhadap berlangsungnya proses pembelajaran. Menurutnya, dasar belajar adalah asosiasi antara stimulus (S) dengan respons (R). Stimulus akan memberi kesan kepada panca indra, sedangkan respons akan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Asosiasi seperti itu disebut Connection. Prinsip itulah yang kemudian disebut sebagai teori Connectionism. Pendidikan yang dilakukan Thorndike adalah menghadapkan subjek pada situasi yangmengandung problem.

Model eksperimen yang ditempuhnya sangat sederhana, yaitu dengan menggunakan kucing sebagai objek penelitiannya. Kucing dalam keadaan lapar dimasukkanke dalam kandang yang dibuat sedemikian rupa, dengan model pintu yang dihubungkan dengan tali. Pintu tersebut akan terbuka jika tali tersentuh/tertarik. Di luar kandang diletakkan makanan untuk merangsang kucing agar bergerak ke-luar. Pada awalnya, reaksi kucing menunjukkan sikap yang tidak terarah, seperti meloncat yang tidak menentu, hingga akhirnya suatu saat gerakan kucing menyentuh tali yang menyebabkan pintu terbuka.Setelah percobaan itu diulang-ulang, ternyata tingkah laku kucing untuk keluar dari kandang menjadi semakin efisien. Itu berarti, kucing dapat memilih atau menyeleksi antara respons yang berguna dan yang tidak. Respons yang berhasil untuk membuka pintu, yaitu menyentuh tali akan dibuat pembiasaan, sedangkan respons lainnya dilupakan. Eksperimen itumenunjukkan adanya hubungan kuat antara stimulus dan respons.

Thorndike merumuskan hasil eksperimennya ke dalam tiga hukum dasar (Suwardi, 2005: 34-36):psikologi-belajar-thorndike-5-638

1. Hukum Kesiapan (The Law of Readiness)

Hukum ini memberikan keterangan mengenai kesiapan seseorang merespons (menerima atau menolak) terhadap suatu stimulus.

Pertama, bila seseorang sudah siap melakukan suatu tingkah laku, pelaksanaannya akan memberi kepuasan baginya sehingga tidak akan melakukan tingkah laku lain. Contoh, peserta didik yang sudah benar-benar siap menempuh ujian, dia akan puas bila ujian itu benar-benar dilaksanakan.

Kedua, bila seseorang siap melakukan suatu tingkah laku tetapi tidak dilaksanakan, makaakan timbul kekecewaan. Akibatnya, ia akan melakukan tingkah laku lain untukmengurangi kekecewaan. Contoh peserta didik yang sudah belajar tekun untuk ujian, tetapiujian dibatalkan, ia cenderung melakukan hal lain (misalnya: berbuat gaduh, protes) untuk melampiaskan kekecewaannya.

Ketiga, bila seseorang belum siap melakukan suatu perbuatan tetapi dia harus melakukannya,maka ia akan merasa tidak puas. Akibatnya, orang tersebut akan melakukan tingkah laku lainuntuk menghalangi terlaksananya tingkah laku tersebut. Contoh, peserta didik tiba-tiba diberites tanpa diberi tahu lebih dahulu, mereka pun akan bertingkah untuk menggagalkan tes.

Keempat, bila seseorang belum siap melakukan suatu tingkah laku dan tetap tidakmelakukannya, maka ia akan puas. Contoh, peserta didik akan merasa lega bila ulanganditunda, karena dia belum belajar.

2. Hukum Latihan (The Law of Exercise)

Hukum ini dibagi menjadi dua, yaitu hukum penggunaan (the law of use), dan hukum bukan penggunaan (the law of disuse). Hukum penggunaan menyatakan bahwa dengan latihan berulang-ulang, hubungan stimulus dan respons akan makin kuat. Sedangkan hukum bukan penggunaan menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respons akan semakin melemah jika latihan dihentikan. Contoh: Bila peserta didik dalam belajar bahasa Inggris selalu menghafal perbendaharaan kata, maka saat ada stimulus berupa pertanyaan “apa bahasa Inggrisnya kata yang berbahasa Indonesia….” maka peserta didik langsung bisa merespons pertanyaan itu dengan mengingat atau mencari kata yang benar. Sebaliknya, jika tidak pernah menghafal atau mencari, ia tidak akan memberikan respons dengan benar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa prinsip utama belajar adalah pengulangan. Makin sering suatu pelajaran diulang, akan semakin banyak yang dikuasainya. Sebaliknya, semakin tidak pernah diulang, pelajaran semakin sulit untuk dikuasai.

3. Hukum Akibat (The Law of Effect)

Hubungan stimulus-respons akan semakin kuat, jika akibat yang ditimbulkan memuaskan. Sebaliknya, hubungan itu akan semakin lemah, jika yang dihasilkan tidak memuaskan. Maksudnya, suatu perbuatan yang diikuti dengan akibat yang menyenangkan akan cenderung untuk diulang. Tetapi jika akibatnya tidak menyenangkan, akan cenderung ditinggalkan atau dihentikan. Hubungan ini erat kaitannya dengan pemberian hadiah (reward) dan sanksi (punishment).

Contoh: Peserta didik yang biasa menyontek lalu dibiarkan saja atau justru diberi nilai baik, anak didik itu akan cenderung mengulangnya, sebab ia merasa diuntungkan dengan kondisi seperti itu. Tetapi, bila ia ditegur atau dipindahkan sehingga temannya tahu kalau ia menyontek, ia akan merasa malu (merasa tidak diuntungkan oleh kondisi). Pada kesempatan lain, ia akan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatan itu, sebab ia merasakan ada hal yang tidak menyenangkan baginya.

Model

Model adalah pola (contoh, acuan dan ragam) dari sesuatu yang akan dibuat . Model didefinisikan juga sebagai rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi.

Dalam pemodelan, model akan dirancang sebagai suatu penggambaran operasi dari suatu sistem nyata secara ideal dengan tujuan untuk menjelaskan atau menunjukkan hubungan-hubungan penting yang terkait.

Prinsip-prinsip dasar pengembangan model adalah sebagai berikut :

  • Elaborasi : model dimulai dari yang sederhana sampai didapatkan model yang representatif.

  • Analogi : pengembangan menggunakan prisip-prinsip dan teori yang sudah dikenal luas.

  • Dinamis : pengembangannya ada kemungkinan untuk bisa diulang.


Dalam psikologi pendidikan, model selalu berkaitan dengan pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Diantara sekian model pembelajaran yang ada, salah satu contoh model pembelajaran adalah model modifikasi tingkah laku (behavioral).

Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta didik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon. Model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu. Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perlilaku yang tidak dapat diamanti karakteristik model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan. Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak. Guru harus selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar peserta didik. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward, sebagai reinforcement pendukung.

Penerapan modifikasi tingkah laku secara sederhana dapat dilihat pada modifikasi perilaku yang dikemukakan Skinner dengan penguatan yang diberikan kepada murid. (Penguatan positif)Peneguhan positif

Sistem

Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Sistem memiliki karakteristik sebagai berikut: pertama, setiap sistem pasti memiliki suatu tujuan; kedua, sistem selalu mengandung suatu proses.

Sistem bukan hanya merupakan cara, tetapi ia mencakup keterlibatan seluruh komponen-komponen pembentuknya, yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Suatu sistem memiliki ukuran dan batas relatif. Dapat terjadi suatu sistem tertentu pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih luas.

Istilah sistem meliputi spektrum konsep yang sangat luas. Sebagai misal,seorang manusia, organisasi, mobil, susunan tata surya merupakan ssistem, danmasih banyak lagi. Semua contoh tersebut memiliki batasan sendiri-sendiri yangsatu sama yang lain berbeda. Maka dari itu Sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran

Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagianyang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.Pembelajaran dikatakan sebagai sebuah sistem dikarenakan didalamnyamengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telahditerapkan

Pembelajaran yang dilaksanakan seorang pendidik, pada dasarnya adalah sebuah sistem, karena pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan, yaitu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai berbagai komponen.Hal ini perlu dipahami, karena melalui pemahaman terhadap sistem pembelajaran, minimal guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan, pemanfaatn setiap kmponen dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut.

Pemahaman terhadap sistem juga bermanfaat untuk merancang atau merencanakan sustu proses pembelajaran. Perencanaan sendiri adalah merupakan proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan (Ely (1979) dalam Sanjaya (2008). Proses perencanaan pembelajaran yang sistematis memiliki beberapa keuntungan antara lain :

  • Melalui sistem perencanaan yang matang guru akan terhindar dari keberhasilan secara untung-untungan.

  • Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

  • Melalui sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk tercapai.


REFERENSI:

Syah, Muhibbin, 2008,  Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet-13. Bandung: Rosdakarya

Surya, Muhammad, 2004,  Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung :Pustaka Bani Quraisy

Santrock, J. W., 2008, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana

Makmun,  Abin Syamsuddin, 2003, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya

Uno, Hamzah B., 2008, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala kritik dan saran silahkan diposkan di sini