Pada ilalang,
itu suara yang melambaikan desir desau
kata bertuah, sabda-Mu.
Sampai rupa-Mu tertera di helai malam.
Tak berwujud jua.
Kami sahaya sahaja,
erat pada setiap jejak
yang Kau tinggalkan.
Pada suara dan ilalang.
(Supun, 29 Juni 2012, dimuat pada Jurnal Sastra SANTARANG edisi Agustus 2012)
Jumat, 29 Juni 2012
Rabu, 13 Juni 2012
Terlalu Pagi
Masih terlalu pagi kau ajak aku ikrarkan sumpah perkawinan kita.
Tidakkah kau dengar kokok ayam berbantah pada ritual yang tengah kita jalankan ini?
Terlalu cepat. Terlalu dini untukmu, untukku pula.
Karena kita hanya akan melahirkan anak-anak haram untuk pagi.
Tanpa ibu. Tanpa ayah.
(Supun, 8 Juni 2012)
Tidakkah kau dengar kokok ayam berbantah pada ritual yang tengah kita jalankan ini?
Terlalu cepat. Terlalu dini untukmu, untukku pula.
Karena kita hanya akan melahirkan anak-anak haram untuk pagi.
Tanpa ibu. Tanpa ayah.
(Supun, 8 Juni 2012)
Langganan:
Postingan (Atom)